Sabtu, 03 November 2012

MARIAM PUNTUNG

Sejarah meriam puntung masih berkaitan erat dengan kisah Putri Hijau, dimana dalam cerita versi karo mengatakan dulunya ada seorang gadis yang hamil tanpa suami, maka gadis itu dibuang dari kampungnya, dan melahirkan 3 orang anak dengan wujud yang berbeda-beda. anak pertama berwujud seekor naga,anak kedua berwujud sebuah meriam dan yang terakhir berwujud manusia yang sungguh sangat cantik dan diberi nama Putri Hijau, kulitnya putih tiada bernoda, setelah melahirkan ketiga anaknya, sang ibu meninggal , ketiga anak itu tumbuh besar dan sang adik, putri hijau sangat terkenal karna kecantikannya, sehingga membuat Raja Aceh ingin meminangnya, namun Putri Hijau menolak pinangan tersebut, hal itu membuat Raja Aceh murka dan marah besar sehingga terjadilah perang antara dua kubu tersebut, pertama perang dimenangkan oleh kubu Putri Hijau dan saudaranya, namun Raja Aceh menggunakan cara licik untuk menang, sehingga karena letih dan sudah sangat panas melemparkan biji meriam, Sang Meriam pun meledak menjadi dua bagian, bagian pertama dari meriam itu sekarang berada di Istana Maimun kota Medan sedangkan separuhnya lagi berada di desa Sukanalu. setelah meledaknya meriam itu, putri hijau pun menyerah kepada Raja Aceh dengan satu syarat, dia bersedia dipinang apabila sebelum menikah dan dia dibawa keaceh,raja tidak boleh menyentuhnya dan menyediakan sebuah telur untuknya, dan akhirnya Raja Aceh pun menerima syarat tersebut kemudian menyiapkan sebuah peti kaca untuk Putri Hijau dan sebutir telur, akhirnya mereka pun berangkat menuju aceh menggunakan jalur air, dan pada saat berada ditengah laut, Sang Putri memerintahkan Raja untuk membuang telur itu kedalam laut, raja pun menuruti perintah putri tanpa tahu apa tujuan putri membuang telur itu, dan tiba-tiba setelah membuang telur itu, muncul seekor naga yang tidak lain saudara tertua putri hijau dan kemudian naga tersebut membawa putri hijau kedalam laut, seketika itu karna cintanya kepada putri hijau, Raja acehpun menyusul kedalam laut,namun tidak pernah lagi muncul.

Menurut cerita masyarakat, naga membawa putri hijau kepantai selatan yang sekarang menjadi jelmaan Nyai Roro Kidul, sedangkan Sang naga menjadi penjaganya. begitulah cerita Mariam Puntung yang pernah saya dengar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar